Sejarah Mesin Pemintal – Sebelum mesin-mesin mekanik menggantikan keterampilan manusia, kebutuhan benang dan kain dibeli dari pemintal dan penenun yang bekerja di rumah mereka sendiri atau di bengkel kecil.
Roda pemintal tradisional adalah mesin yang efisien. Sayangnya mesin ini hanya dapat memutar satu benang dalam satu waktu. Kendala tersebut menantang para penemu untuk menciptakan mesin yang dapat memutar banyak benang secara bersamaan. Agar pekerjaan memintal benang bisa lebih efektif.
Meski banyak temuan seputar mesin pemintal, namun hanya segelintir yang bisa dianggap istimewa. Berikut ini adalah beberapa di antaranya.
Sejarah Mesin Pemintal generasi pertama: The Flying Shuttle
The flying shuttle diciptakan pertama kali oleh John Kay di tahun 1733. Kay lahir pada tanggal 17 Juni 1704, di desa Walmersley, Lancashire.
Ayahnya, Robert, adalah seorang petani dan produsen wol, namun meninggal sebelum dia lahir. Oleh karena itu, ibu John bertanggung jawab untuk mendidiknya hingga ia menikah lagi.
Penemuan alat pemintal oleh Kay membuat proses produksi pemintalan lebih cepat dan efisien. Mesin yang berbentuk kumpulan kumparan-kumparan yang dapat mempercepat proses pemintalan ini, menjadi cikal bakal adanya penemuan lain yang menjadi penyempurna bagi penemuan yang dilakukan oleh John Kay.
Pesawat ulak-alik terbang adalah sebutan untuk menyebut inovasi pada alat tenun yang memungkinkan para penenun untuk bekerja lebih cepat. Alat yang asli berisi gelendong di mana benang pakan (melintang) digulung.
Alat ini didorong dari satu sisi lungsin (rangkaian benang yang memanjang pada alat tenun) ke sisi yang lain dengan tangan. Karena itu, alat tenun yang besar membutuhkan dua orang penenun untuk melempar pesawat ulang-alik.
Sebagai alternatif, pesawat ulang-alik terbang Kay dilemparkan oleh sebuah tuas yang dapat dioperasikan oleh satu penenun saja. Pesawat ulang-alik ini mampu melakukan pekerjaan dua orang-dan lebih cepat.
Di Bury, John Kay terus merancang perbaikan pada mesin tekstil. Pada tahun 1730 ia mematenkan mesin pemintal dan pemintal untuk kain wol.
Malangnya, pada tahun 1753, rumah Kay diserang oleh para pekerja tekstil yang marah karena penemuannya dapat mengambil pekerjaan mereka. Kay akhirnya meninggalkan Inggris menuju Prancis dan meninggal dalam kemiskinan sekitar tahun 1780.
Mesin pemintal generasi kedua: The Spinning Jenny
James Hargreaves (1720-1778) menemukan The Spinning Jenny di Lancashire pada tahun 1764 dan dipatenkan pada tahun 1770.
Pada dasarnya mesin tersebut merupakan mesin pemintal yang berisi banyak spindel – dapat memintal delapan benang katun pada saat yang bersamaan, sehingga potensi untuk mempercepat produksi secara drastis dan memangkas biaya tenaga kerja menarik perhatian para pemilik bisnis.
Hargreaves segera meningkatkan mesin temuannya sehingga satu mesin dapat memutar 120 benang secara bersamaan. Inovasi ini berhasil menutupi biaya pembuatan Spinning Jenny yang lebih besar dari pada alat tenun sebelumnya.
Pada tahun 1788, pabrik-pabrik di seluruh Inggris menggunakan lebih dari 20.000 mesin pemintal. Hal ini menjadi ancaman tersendiri bagi pekerja tekstil rumahan yang masih bertahan.
Alhasil, sekelompok pekerja tersebut sepakat untuk menghancurkan semua alat tenun yang mereka temukan. Pada beberapa kasus, para pekerja bahkan tak segan membakar pabrik..
Sejarah Mesin Pemintal generasi ke tiga: Arkwright Water Frame
Sebagian dari kita mungkin cukup familiar dengan nama Richard Arkwright. Ia merupakan pembuat wig Lancashire, yang sekaligus menciptakan kerangka air pertama, sebuah perangkat yang dipatenkan pada tahun 1769.
Dalam hal tersebut, Arkwright dibantu oleh temannya John Kay, selama lima tahun demi menyempurnakan bahan yang tepat untuk digunakan pada mesin dan roda gigi yang membuatnya bekerja secara efisien, menggantikan sistem tuas dan sabuk yang lebih rumit.
Kerangka air Arkwright adalah mesin pemintal kapas yang digerakkan dengan tenaga dari kincir air untuk menggantikan jari-jari manusia. Inovasi ini merupakan perbaikan pada pemintalan jenny karena menghasilkan benang yang jauh lebih halus dan kuat.
Kerangka air Arkwright yang dibuat tahun 1771, bahkan memiliki 129 spindel dan bisa dioperasikan oleh perempuan karena mesin ini tak terlalu membutuhkan tenaga manusia untuk menggerakkannya.
Tak cukup sampai di situ, Arkwright juga meningkatkan kekayaannya secara signifikan dengan menciptakan mesin carding yang kemudian dipatenkan pada tahun 1775. Sebuah penemuan yang menyediakan bahan sumber berkualitas lebih baik untuk mesin pemintalan. Mesin carding sebenarnya menghemat biaya tenaga kerja jauh lebih besar dibandingkan mesin water frame.
Sejarah Mesin Pemintal generasi keempat: Cartwright’s Power Loom
Perkembangan selanjutnya adalah mesin tenun alat tenun bertenaga listrik, yang merupakan hasil temuan Edmund Cartwright (1743-1823) pada tahun 1785.
Cartwright di masa lalu merupakan mantan pendeta, dan dia terinspirasi untuk menciptakan alat tenun bertenaga air dan kemudian uap setelah mengunjungi sebuah pabrik di Derbyshire.
Mesin yang dilihatnya sepenuhnya berjalan secara otomatis. Dan hanya membutuhkan satu pekerja untuk mengganti spindel yang telah penuh setiap tujuh menit atau lebih.
Sayangnya, mesin Cartwright memang menggandakan kecepatan produksi kain tetapi tidak terlalu efisien untuk digunakan dalam jangka panjang.
Namun, Cartwright yang luar biasa, tak lantas membuatnya putus asa. Ia kemudian melakukan berbagai penyempurnaan dari penemuan yang dilakukannya. Hingga melahirkan alat tenun listrik.
Alat tersebut pertama kali digunakan secara efektif di pabrik milik Richard Arkwright. Pabrik-pabrik tekstil di Inggris, kemudian dengan cepat beradaptasi dengan memenuhi ratusan perlengkapan alat tenun listrik.
Sebenarnya masih ada banyak penemuan di dunia tekstil yang ikut berpengaruh pada masa revolusi industri. Penemuan lainnya akan kita ulas di artikel-artikel berikutnya. Semoga bermanfaat.
Baca Juga :
