Sejarah Mesin Pintal – Membicarakan revolusi industri pertama, tak bisa dilepaskan dari penemuan berbagai mesin yang kala itu menjadi salah satu tonggak awal terjadinya revolusi industri.
Selain mesin uap milik James Watt, beberapa mesin lain turut mendukung perkembangan revolusi industri di Inggris. Salah satunya mesin pemintal benang temuan James Hargreaves, The Spinning Jenny.
James Hargreaves lahir di Lancashire pada 8 Januari 1721. Barangkali banyak yang mengira jika Hargreaves merupakan orang terdidik dan jenius yang bisa menghasilkan sebuah mesin canggih.
Nyatanya, ketika ide tentang The Spinning Jenny ini muncul, Hargreaves hanyalah seorang pemintal benang yang miskin dan tidak berpendidikan yang hidup di Stanhill, Lancashire.
Apa itu The Spinning Jenny?
Kain yang kita lihat sekarang, memiliki sejarah panjang di masa lalu. Bahkan, kain merupakan salah satu komoditi yang menjadi pelopor revolusi industri pertama di Inggris.
Pada sekitar tahun 1100 – 1500 masehi, industri tekstil mulai berkembang di Inggris. Oleh sebab itu, kebutuhan akan benang cukup tinggi. Namun karena masih mengandalkan tenaga manusia, harga kain dengan kualitas baik sulit untuk dijangkau kalangan bawah.
Di masa itu, para pemintal benang bekerja dengan mengambil bahan mentah seperti wol, rami, dan kapas. Kemudian membawanya ke rumah masing-masing dan memilin benangnya dengan roda pemintal.
Alat pemintal manual digerakkan dengan tenaga manusia, di mana satu mesin hanya dapat menghasilkan satu gulungan benang pada satu waktu karena hanya memiliki satu spindel saja.
The Spinning Jenny adalah mesin pemintal baru yang dapat menggerakkan beberapa spindel sekaligus dengan satu roda besar. Sehingga gulungan benang yang dihasilkan juga lebih banyak.
Sebab kemunculan The Spinning Jenny
Sekitar tahun 1764, putri James Hargreaves bernama Jenny, secara tak sengaja menggulingkan mesin pemintal miliknya. Ketika itu, Hargreaves melihat roda pemintal yang berputar dalam posisi tegak dan berpikir bahwa dengan posisi tegak tersebut, ia dapat menggerakkan beberapa spindel sekaligus.
Sumber lain mengatakan bahwa istilah ‘Jenny’ yang digunakan dalam penemuannya adalah nama anaknya. Namun ada pula yang berpendapat bahwa ‘Jenny’ merupakan istilah populer kala itu untuk menyebut mesin.
Terlepas dari benar atau tidaknya kisah tersebut, The Spinning Jenny telah membawa perubahan besar pada dunia industri khususnya di bidang tekstil. Awalnya, setiap pemintal hanya mampu menghasilkan satu gulungan benang pada satu waktu.
Akibatnya pasokan benang untuk industri kapas seringkali mengalami keterlambatan. Sehingga menghambat proses produksi tekstil dan tidak bisa memenuhi permintaan pasar.
Namun berkat adanya pemintal buatan Hargreaves, satu orang bisa menghasilkan hingga delapan gulungan sekaligus dalam satu waktu.
Setelah berhasil menciptakan mesin pemintal terbarunya, Hargreaves bergegas menjual mesin tersebut, bahkan sebelum mendaftarkan hak patennya. Sayangnya, penjualan The Spinning Jenny tidak diiringi dengan sambutan yang baik dari lingkungan sekitarnya.
Ketika Hargreaves menjual mesinnya kepada penduduk setempat, ia menerima banyak pertentangan dari pemintal benang manual.
Hal tersebut disebabkan satu mesin dapat melakukan pekerjaan delapan orang sekaligus. Sehingga banyak pemintal manual yang merasa dirugikan dengan kehadiran The Spinning Jenny.
Pasalnya, selain membutuhkan lebih sedikit tenaga, mesin tersebut juga menyebabkan turunnya harga benang hasil pemintalan di kala itu.
Maka orang-orang yang kontra terhadap mesin Hargreaves, kemudian bersepakat untuk menghancurkan mesin-mesin tersebut. Peristiwa ini terjadi pada tahun 1768, dan setelahnya James Hargreaves memutuskan untuk pindah ke Nottingham.
The Spinning Jenny dan Awal Mula Revolusi Industri
Setelah pindah ke Nottingham, Hargreaves bertemu dengan Thomas James yang kemudian menjadi mitra bisnisnya. Keduanya bekerja sama mendirikan pabrik kecil untuk memproduksi dan memasok kebutuhan benang bagi pembuat kaos kaki.
Pada tanggal 12 Juli 1770, James Hargreaves mendaftarkan hak paten atas Spinning Jenny dengan 16 pemintal. Setelahnya Hargreaves memberitahukan siapapun yang menggunakan salinan mesinnya tanpa izin, dapat dituntut secara hukum.
Sayangnya, pengajuan hak paten tersebut ditolak karena Hargreaves sudah terlalu banyak menjual mesinnya. Sehingga teknologi temuannya sudah terlanjur diaplikasikan pada banyak mesin yang serupa.
Mesin pemintal milik Hargreaves kemudian mendapat penyempurnaan dari hari ke hari. Setelah berhasil membuat mesin pemintal dengan 16 spindel, Hargreaves mulai menambah jumlahnya menjadi 24 hingga mencapai 80 dan 120 spindel.
Dengan semakin besarnya kapasitas tersebut, membuat mesin pemintal tidak mungkin ditempatkan di setiap rumah pekerja. Hargreaves lalu bersepakat untuk memindahkan mesin-mesin tadi ke tempat khusus. Yang kemudian menjadi cikal bakal pabrik.
Penemuan Hargreaves membuat kebutuhan industri tekstil dapat terpenuhi dengan baik. Sekaligus menekan biaya produksi dan pengangkutan bahan mentah. Hal tersebut berimbas pada harga kain yang semakin terjangkau oleh masyarakat.
Berdirinya pabrik Hargreaves juga turut memicu berdirinya pabrik-pabrik tekstil lainnya. Yang kemudian mendorong pertumbuhan ekonomi Inggris pada awal revolusi industri sekitar tahun 1760.
The Spinning Jenny digunakan secara luas dalam industri kapas sejak saat itu hingga tahun 1810. Mesin temuan Hargreaves kemudian menjadi inspirasi bagi Richard Arkwright untuk mengembangkan mesin pemintal bertenaga air yang dijuluki The Water Frame.
Mesin milik Arkwright mampu menghasilkan hasil pintalan benang yang lebih kencang, memanfaatkan kayu dan silinder logam yang menggantikan jari-jari manusia.
Baca Juga :
